Annyeong haseyo ^_^
Judulnya tak nyambung banget ya? Hehehee... Ya disambung-sambungin saja kalau begitu ^^ #maksa :D
Saya beri judul 'Gyeongbokgung Palace dan Sosis Solo' karena saya mau berbagi cerita sedikit tentang Gyeongbokgung Palace yang saya kunjungi waktu saya dan keluarga ke Seoul beberapa waktu yang lalu. Kami ke Seoul sebenarnya tujuan utamanya adalah memenuhi undangan dari Profeesor Lee (academic supervisor dari suami saya) untuk makan malam di sebuah family restaurant yang berada di Gangnam, Seoul. Undangan makan malam tersebut sekitar pukul 7 malam, kami sengaja berangkat lebih awal karena hendak sekalian berkunjung ke Gyeongbokgung Palace ini. Kami tiba di terminal express bus Seoul sekitar pukul 4 sore dan langsung naik subway train menuju ke Gyeongbokgung Palace. Setibanya di Gyeongbokgung kami hanya bisa mengeksplornya dengan waktu sekitar 1,5 jam saja, karena jam 6 sore istana sudah ditutup untuk umum, hanya boleh di bagian tamannya saja. Selain itu kami juga harus bersiap-siap menuju Gangnam untuk memenuhi undangan Professor.
Sekilas tentang Gyeongbokgung Palace, Gyeongbokgung sendiri artinya Istana Gyeongbok, terletak di jantung kota Seoul tepatnya di sebelah utara. Istana ini adalah istana terbesar yang dibangun Dinasti Joseon pada masa kerajaan dulu, selain istana Gyeongbok juga ada 4 istana lainnya di tempat yang berbeda.
Sebenarnya Gyeongbokgung pada awalnya merupakan komplek istana yang sangat luas, namun telah dihancurkan oleh Jepang saat invasi ke Korea pada tahun 1592-1598. Kemudian dibangun kembali pada zaman pemerintahan Raja Gojong sekitar tahun 1952 dan mendirikan komplek istana yang terdiri dari sekitar 6000-7000 ruangan. Namun saat Jepang kembali menjajah Korea pada tahun 1900-an, istana ini kembali dihancurkan hampir seluruh bangunannya kecuali 10 bangunan utamanya. Sekarang Gyeongbokgung sudah direnovasi oleh pemerintah Korea dan dibuka untuk umum.
Untuk menuju ke tempat wisata sejarah ini tidaklah sulit, dari terminal express bus antar kota di Seoul, kita bisa langsung keluar terminal dan menuju ke subway train station (stasiun kereta bawah tanah) yang berada di bawah terminal. Kemudian naik kereta di Line 3 dan turun di stasiun Gyeongbokgung. Harga tiket masuk ke Gyeongbokgung juga cukup murah, hanya 3000 won untuk dewasa dan gratis untuk anak-anak. Kami tidak sempat mengeksplor seluruh bagian komplek istana karena keterbatasan waktu, tidak sempat mengunjungi Hyangwonjeong, National Palace Museum dan National Folk Museum yang ada di komplek istana ini.
Nah, mengenai si sosis solo (tetep ke soal makanan lagi, hihiii...), saya memang membuat sosis solo ini untuk bekal rekreasi kami ke Gyeongbokgung. Selain sosis solo saya juga membuat chocolate muffin tetapi tidak sempat saya potret, kami juga membawa juice jeruk dan air putih tentunya. Kebetulan di samping istana (masih di dalam komplek istana) ada taman yang asri sekali dengan danau yang berada di samping taman. Pengunjung banyak yang duduk-duduk di taman sambil beristirahat. Tapi walaupun banyak pengunjung, tak akan terlihat ada sampah bertebaran, sangat terpelihara kebersihannya. Selain karena ada petugas yang dengan sigap mengambil sampah walau hanya bungkus kecil sekalipun, juga tidak ada pengunjung yang membuang sampah sembarangan :)
Balik lagi ke sosis solo, hehee... Saya memutuskan untuk membuat sosis solo ini karena ada stok daging giling halal yang saya beli di foreign mart. Biasanya jika membuat sosis solo saya menghaluskan kembali daging gilingnya menggunakan blender yang untuk daging. Namun karena saya disini belum memiliki blender (kasian deh, hihiii...) jadi saya langsung memakainya tanpa dihaluskan kembali jadi tekstur dagingnya agak kasar. But it's not a problem at all, tak merubah rasa sama sekali, tetap enak ^_^
Sosis solo merupakan salah satu jenis risoles (savory pancake roll) khas Indonesia, yaitu dari daerah Solo. Sosis solo ini biasanya diisi dengan daging giling atau ayam giling yang diberi bumbu dan dimasak, kemudian digulung, dicelup ke kocokan telur dan digoreng sampai kecoklatan. Nikmat disajikan hangat dengan cabai rawit atau saus sambal.
SOSIS SOLO
by Ricke Indriani
Bahan kulit:
300 gram terigu protein sedang/tinggi
1 sdt garam
1/4 sdt merica bubuk
1 sdm gula pasir
4 buah telur ukuran besar, kocok lepas
700 ml air
3 sdm margarin, lelehkan
Bahan isi:
500 gram daging sapi giling, haluskan (atau daging ayam direbus, suwir dan haluskan)
5 butir bawang merah, iris tipis
3 siung bawang putih, cincang halus
1 batang daun bawang, iris halus
1,5 sdt garam (atau sesuai selera)
1 sdt gula pasir
1/4 merica bubuk
1/4 ketumbar bubuk
100 ml air
2 sdm minyak goreng untuk menumis
Pelapis:
1-2 butir telur, kocok lepas
Cara membuat:
1. Buat isinya: Tumis bawang merah dan bawang putih sampai harum. Masukkan daging giling, aduk hingga berubah warna. Tuang air. Masukkan garam, gula pasir, merica bubuk dan ketumbar bubuk. Aduk rata. Masak hingga airnya kering sambil sesekali diaduk. Masukkan daun bawang, masak sebentar. Matikan api. Cicipi, tambahkan bumbu jika ada yang kurang. Dinginkan.
2. Buat kulit: Campur terigu, garam, merica bubuk, dan gula pasir. Aduk rata. Masukkan telur dan tuangi air sedikit demi sedikit sambil diaduk rata dengan hand whisk sampai halus. Saring agar tidak ada gerindil kasar. Masukkan margarin leleh. Aduk rata.
3. Panaskan wajan datar anti lengket, oles sedikit dengan margarin. Tuang 1 sendok sayur, ratakan adonan dengan memutar wajan. Dadar hingga matang dan lakukan sampai adonan habis.
4. Ambil selembar kulit, beri isi daging. Lipat dan gulung. Lakukan hingga habis.
5. Panaskan minyak untuk menggoreng, celupkan sosis solo ke kocokan telur, goreng hingga kecoklatan. Angkat dan tiriskan. Sajikan dengan cabai rawit atau saus sambal.
Selamat mencoba. Salam from South Korea. Annyeonghi gyeseyo ^_^