Ini roti pertama yang saya bikin di Korea. Sekalian uji coba oven untuk membuat roti, karena tetap walaupun resep yang sama jika memakai oven yang berbeda, bisa jadi perlakuan memanggangnya pun berbeda, entah dari suhu atau lama waktu memanggang. Alhamdulillah, akhirnya jadi juga dan hasilnya cukup memuaskan.
Mungkin tak banyak roti tawar yang aman (baca: halal) dimakan bagi Muslim di Korea. Walaupun kalau tidak salah ada brand roti tawar yang halal dimakan untuk Muslim (berdasarkan mengecek bahan-bahan yang digunakan, karena produk asli Korea jarang sekali yang ada logo halal). Di Korea, sebagai Muslim kita harus punya kesabaran ekstra bila membeli produk makanan atau bahan makanan, karena harus membaca satu persatu deretan ‘ingredients’ yang tertera di kemasan (dalam tulisan Hangeul), yang terkadang walaupun bisa membaca tulisannya tapi sering tidak mengerti artinya, terutama untuk saya yang baru di Korea. Suami saya malah punya catatan kecil yang disimpan di dompet, berisi beberapa nama bahan yang tidak halal dan halal dalam tulisan Korea beserta artinya, bisa dilihat sewaktu-waktu kalau belanja, hihihiii…
Kalau di Indonesia, mungkin hampir semua brand roti tawar sudah ada label halalnya. Tapi tidak ada salahnya membuat roti sendiri, karena jika membuat roti sendiri (homemade) kita tentu tidak akan memakai bahan tambahan makanan yang macam-macam, misalnya pengawet, dsb.
Di negara yang tidak memperhatikan halalitas produk seperti Korea ini, jika membeli produk kue dan roti ada beberapa bahan yang perlu diperhatikan diantaranya:
- Shortening. Apakah yang digunakan adalah vegetable shortening yang berasal dari tumbuhan, atau shortening dari hewani. Vegetable shortening insyaAllah halal untuk dikonsumsi. Shortening dari hewani jika dari babi tentu tidak boleh dimakan bagi Muslim, jika dari hewan lain juga kita tidak tahu apakah hewan tersebut diproses (sembelih) secara syar’i atau tidak. Jadi jika menemukan produk yang menggunakan shortening hewani sebaiknya kita hindari saja.
- Emulsifier. Bahasannya sama dengan shortening, apakah terbuat dari tumbuhan/vegetable emulsifier atau dari hewani.
- Butter/mentega. Pada dasarnya butter/mentega dibuat dari krim susu yang dipisahkan antara padatan dan cairannya dengan cara pengadukan yang kontinyu (churning). Setelah padatan butter didapatkan, kemudian diproses lebih lanjut untuk mendapatkan butter/mentega berkualitas. Sampai sini insyaAllah tidak ada bahan yang tidak halal untuk dikonsumsi. Namun beberapa produk butter mengalami proses lanjutan untuk mendapatkan aroma dan rasa yang lebih kuat, biasanya diproses fermentasi dengan bakteri asam laktat yang sumber media tumbuhnya kita tidak tahu dari mana (diragukan/syubhat).
- Pengembang kue. Bahan pengembang kue diantaranya yang sering dipakai adalah soda kue/baking soda (bicarbonate of soda), baking powder dan cream of tar tar. Cream of tar tar biasanya dibuat dari hasil samping industri minuman keras/khamar, berupa garam potassium dan asam tartarat. Sesuatu yang berasal dari khamar statusnya tidak halal untuk dikonsumsi. Cream of tar tar ini biasanya dipakai untuk menstabilkan kocokan putih telur dalam pembuatan kue agar mengembang dengan baik, juga digunakan dalam pembuatan beberapa cookies untuk memberikan tekstur dan aroma asam yang lebih khas.
- Gelatin. Gelatin terbuat dari tulang dan jaringan kulit hewan, bisa terbuat dari babi, sapi, atau ikan. Jika dari babi tentu haram untuk Muslim, jika terbuat dari sapi statusnya masih diragukan (syubhat) karena tidak tahu apakah terbuat dari sapi yang disembelih secara syar’i atau tidak, jika dari ikan insyaAllah halal untuk dikonsumsi. Di negara seperti Korea ini sangat besar kemungkinan penggunaan gelatin yang tidak halal.
- Keju. Sebagian besar keju diproses dengan menggunakan enzim rennet yang diperoleh dari organ pencernaan binatang. Tentu hal ini kritis sekali karena bisa jadi berasal dari rennet hewan yang tidak halal bagi Muslim. Akan tetapi seiring teknologi, sekarang sudah ada beberapa produsen keju yang menggunakan enzim microbial yang diekstrak dari tumbuhan atau ‘non animal rennet’. Keju jenis ini biasanya disebut ‘vegetarian cheese’ yang bisa dikonsumsi oleh para vegetarian. Ada juga keju yang berlabel halal misalnya keju yang berasal dari Australia atau New Zealand dan juga Amerika. Jika membuat kue sendiri, tentu kita bisa memilih keju yang akan kita pakai. Akan tetapi jika membelinya di luar kita tidak tahu status kehalalan keju yang dipakai oleh produsen kue.
- Olahan daging. Harus berhati-hati dengan berbagai olahan daging yang dipakai dalam kue dan roti misalnya sosis, smoked beef, daging burger, bacon, dsb.
Pengantarnya kepanjangan ya? Hehee… Semoga bisa untuk bahan evaluasi diri saya sendiri dalam kehati-hatian memilih produk yang akan dikonsumsi, insyaAllah, karena saya dan keluarga pun masih belajar dalam memahami produk-produk makanan di Korea. Teman-teman yang sudah lama tinggal di Korea tentu sudah jauh lebih mengerti dari saya. Alhamdulillah saya juga sangat terbantu dengan informasi produk-produk halal dari teman-teman Imuska dan tetangga saya Mba Yuyun. Terima kasih
Resep roti tawar ini masih sama dengan resep roti tawar yang pernah saya share sebelumnya. Hanya saja saya kali ini membuatnya dengan basis 500 gram tepung, jadi hasilnya lebih banyak dan juga menambahkan pasta pandan sehingga roti menjadi berwarna hijau dan beraroma pandan. Pasta pandan-nya saya bawa dari Indonesia. You know me so well, I am pandan lover, yes I am, hehee…
Bagi yang mau mencoba membuatnya, saya tuliskan lagi resepnya. Jika ingin membuat white loaf bread tinggal hilangkan pasta pandannya saja.
ROTI TAWAR PANDAN
by Ricke Indriani
Bahan:
400 gram terigu protein tinggi
100 gram terigu protein sedang
20 gram susu bubuk
8 gram ragi instant
2 gram bread improver (optional, bisa diskip bila tak ada)
40 gram gula pasir
1 butir telur
1,5 sdt pasta pandan
250 ml susu cair dingin (bisa diganti air es) ~ tambahkan/kurangi sesuai kondisi tepung
30 gram shortening/butter/margarine
7 gram garam
Cara membuat:
1. Campur terigu, susu bubuk, ragi instant, bread improver dan gula pasir. Aduk rata.
2. Masukkan telur, pasta pandan dan susu cair dingin secara bertahap sambil diuleni hingga adonan kalis (tidak lengket pada wadah/bowl).
3. Masukkan shortening/butter/margarine dan garam, uleni lagi hingga kalis dan elastis. Jika menguleni secara manual, pindahkan adonan ke alas kerja/meja yang sudah ditaburi sedikit terigu kemudian diuleni hingga kalis elastis.
4. Tempatkan dalam wadah, tutup dengan plastic wrap atau serbet bersih yang agak lembab. Diamkan selama 30 menit-1 jam tergantung kondisi ruangan, hingga mengembang volumenya.
5. Kempeskan adonan. Uleni lagi sebentar agar mulus kembali. Diamkan 10 menit. Gilas adonan dengan rolling pin membentuk persegi panjang, sesuaikan dengan ukuran loyang. Gulung sambil dipadatkan. Gilas dan gulung sekali lagi.
6. Tempatkan adonan pada loyang loaf ukuran panjang sekitar 23 cm yang sudah diolesi mentega. Diamkan 1 jam atau tergantung kondisi ruangan hingga mengembang. Oles permukaannya dengan susu cair. Jika memakai loyang yang bertutup pakai ukuran panjang 30 cm (biasanya loyangnya lebih tinggi) diamkan hingga mengembang 1-2 cm dari permukaan atas loyang kemudian tutup loyang tidak perlu dioles susu cair.
7. Panggang dalam oven bersuhu 190’C selama 20-25 menit hingga permukaannya kecoklatan dan matang (sesuaikan dengan oven masing-masing). Keluarkan dari loyang, panas-panas permukaannya bisa dioles dengan mentega agar mengkilat. Dinginkan roti, kemudian iris roti menggunakan pisau bergerigi (bread knife). Simpan dalam wadah kedap udara atau plastik tebal agar roti tidak cepat kering terkena udara.
(
Adonan setelah proses proofing pertama)
(
Adonan setelah proses proofing kedua, siap dipanggang)
Note:
- Untuk menghasilkan roti yang mengembang dengan baik dan serat rotinya lebih lembut, usahakan adonan sudah diuleni sampai kalis elastis (tanda gluten yang terbentuk sudah optimal). Jika menguleni dengan tangan setelah adonan kalis dalam wadah/baskom, pindahkan adonan ke alas kayu atau meja kerja yang ditaburi sedikit terigu dan uleni dengan gerakan seperti mencuci baju di papan penggilesan, tak perlu dibanting-banting keras. Adonan elastis bila sudah lentur saat ditarik, jika ditest sedikit adonan dipipihkan kemudian dibeberkan dengan kedua telapak tangan, adonan bisa tipis hampir transparan.
- Jika menggunakan mixer heavy duty, gunakan speed 2 untuk menguleni dengan dough hook sampai adonan kalis dan mulus. Kemudian bisa naikkan ke speed 3 atau 4 sebentar saja hingga adonan elastis. Pindahkan ke alas kayu atau meja kerja yg ditaburi sedikit terigu, uleni lagi sebentar dengan tangan. Adonan siap diproofing. Jangan menggunakan speed tinggi dalam menguleni adonan roti karena akan menyebabkan mesin mixer cepat panas dan bisa saja akan merusak kinerja mixer.
Happy baking :)